Selasa, 17 Maret 2009

teknologi informasi untuk pendidikan dasar

Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, utamanya pendidikan dasar dan menengah, PT Excelcomindo Pratama (XL) mengembangkan program Komputer untuk Sekolah (KuS). Program ini merupakan bagian dari Information and Communication Technology for All (ICT for All) yang dikembangkan XL.

KuS, juga implementasi dari program corporate social responbility XL di bidang pendidikan yang dikenal dengan nama Indonesia Berprestasi. KuS dikembangkan XL sejak November 2008 dan telah menjangkau belasan lembaga pendidikan dan pondok pesantren.

''Untuk program KuS, kami merencanakan penyediakan fasilitas TIK terpadu di 60 sekolah di Indonesia dalam lima tahun,'' kata Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi, saat menyerahkan bantuan komputer dan rehabilitasi gedung SD Negeri 20 Sungai Liat, Bangka, pekan lalu. Selain memberikan bantuan komputer, XL juga memberikan bantuan dana untuk renovasi pagar kompleks.

Pada program KuS, kata Hasnul, pihaknya tidak hanya memberikan bantuan komputer saja. ''Bantuan komputer akan didukung dengan program pelatihan komputer dan internet, akses internet, serta bahasa Inggris untuk para guru,'' kata Hasnul. Melalui serangkaian pelatihan diharapkan para guru bisa memanfaatkan TIK secara optimal, sekaligus menularkan kepada para siswa-siswanya.

Donasi komputer ditujukan bagi pengenalan TIK di kalangan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama--termasuk pondok pesantren. Donasi juga dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan sekolah dalam proses belajar mengajar, termasuk administrasi sekolah.

Di lapangan, kesulitan yang ditemui adalah ketersediaan listrik. Banyak sekolah yang menjadi 'target' program ini, terpaksa ditangguhkan karena sekolah bersangkutan belum terjangkau aliran listrik PLN. Di sisi lain, banyak sekolah yang belum terjangkau akses telekomunikasi, sementara pada program KuS juga dikembangkan pengenalan akses internet.

Program KuS yang dikembangkan XL, mendapat dukungan dari berbagai instansi. PT Sun Microsystem Indonesia yang akan menyediakan pelatihan komputer dan penggunaan aplikasi open source. PT HuaweiTechnology Investment dan PT Alita Praya Mitra akan memberikan dukungan dana dan pengadaan komputer. British Council yang akan memberikan pelatihan bahasa Inggris. Yayasan Nurani Dunia yang akan melaksanakan implementasi donasi, pelatihan dan evaluasi, serta United Global Compact yang menginisiasi program ini.

Sekalipun program ini direncanakan akan menjangkau 60 sekolah, Hasnul mengungkapkan dalam perjalanannya nanti bisa saja terjadi perluasan sasaran. ''Ini bisa saja terjadi. Namun melalui program ini, minimal kami bisa menjangkau 60 sekolah, termasuk pondok pesantren. Harapannya bisa dikembangkan lebih banyak lagi,'' kata Hasnul.

GM Corporate Communications Myra Junor menambahkan untuk program KuS, XL fokus pada pendidikan dasar dan menengah serta pondok pesantren. ''Kami melihat sekolah dasar, sekolah menengah dan pondok pesantren lebih membutuhkan dukungan fasilitas TIK,'' kata Myra. Dari riset yang dilakukan XL, umumnya sekolah menengah atas memiliki fasilitas laboratorium komputer.

Ketika ditanya apakah pihaknya juga memberikan dukungan berupa akses internet, Myra menyatakan bahwa bila memang membutuhkan dan dimungkinkan akan disediakan. Untuk akses internet, selain ketersediaan jaringan dipertimbangkan pula ketersediaan sumber energi seperti listrik.

Di sisi lain, bila pihak sekolah atau pesantren keberatan dengan akses internet, pihaknya juga tidak memaksakan harus ada akses internet. Menurut Myra, ada pondok pesantren yang keberatan ada akses internet di lingkungan pesantren, karena takut akses internet akan disalahgunakan para santri.

Ihwal donasi yang diberikan, Myra menyatakan bahwa bantuan yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan. ''Kalau lima unit komputer dinilai cukup memadai, kita berikan lima unit komputer. Namun bila diperlukan satu laboratorium komputer, kami akan mengusahakan,'' kata Myra.

Myra mengungkapkan, banyak Pondok Pesantren yang membutuhkan laboratorium komputer. Ia kemudian menunjuk satu pondok pesantren di Banjar, Kalimantan Selatan. ''Sesuai dengan kebutuhan pondok, kami mengembangkan laboratorium komputer. Bilamana diperlukan akses internet, kami akan memberi dukungan akses internet,'' kata Myra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar